Ironisnya, angka ini melebihi angka pengangguran pada 2011 lalu yang mencapai 96 ribu jiwa. Hal ini membuktikan berbagai program unggulan yang digembar-gemborkan pemerintah tidak mampu menjawab persoalan kemiskinan dan pengangguran di Jakarta Utara.
“Pemerintah Kota Jakarta Utara masih memiliki tugas berat untuk mengentaskan pengangguran yang saat ini mencapai 106 ribu jiwa. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 96.000 orang,” kata Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Utara, Lumban Gaol, kemarin.
Dia mengatakan berdasarkan data statistik jumlah penduduk Jakut saat ini mencapai 1,73 juta jiwa. Sedangkan angkatan kerja mencapai 1,03 juta jiwa dan yang sudah bekerja 923 000 jiwa. Dengan demikian, menurutnya, ada 106 ribu belum mendapatkan lapangan pekerjaan.
Ia menjelaskan sumbangan ekonomi terbesar di Jakut mencapai 42 % dari sektor industri. Sisanya dari sektor lain seperti pariwisata, konstruksi, listrik, hotel maupun dari sektor perdagangan.
“Jakarta Utara memiliki ciri khas tersendiri dengan sektor indutri yang hampir mencapai 50 persen. Apalagi di wilayah ini terdapat sejumlah perusahaan besar, seperti Astra Group, KBN, dan sebagainya. Hal itu membuat pertumbuhan ekonomi Jakut relatif baik. Misalnya pada tahun 2011 sekitar 6,36 %,” paparnya.
Sementara itu sejumlah warga menilai masih tingginya angka pengangguran di Jakarta Utara menandakan jika program yang diusung pemerintah belum mampu mengatasi masalah itu. “Penduduk di Jakarta Utara sebagian besar adalah penduduk miskin. Bahkan ada yang miskin secara struktur, artinya jika orang tuanya miskin maka dipastikan anaknya juga miskin,” kata Joko Waluyo (42), warga Kelurahan Kalibaru, Cilincing.
Dia mengatakan masih tingginya angka pengangguran di Jakarta Utara juga menandakan pendekatan yang dilakukan pemerintah dengan berbagai program belum mampu menjawab masalah itu. Padahal pemerintah punya kewajiban mengurangi angka pengangguran apalagi program yang diusung Pemkot Jakarta Utara sangat banyak dan bianyanya juga cukup besar.
Sumber: InfoJakarta.com