Sesampai di rumah, anak Anda segera menuju ruang keluarga untuk bermain playstation . Tak berapa lama ia tenggelam dalam keasyikannya bermain. Seruan Anda untuk minum susu, makan siang dan beristirahat, seperti tak didengarnya. Mungkin Anda tak bisa berbuat banyak terhadap putra Anda. Kesibukan di luar rumah membuat Anda dan pasangan tak bisa total mengawasi di rumah.
Membuat ketagihan. Perangkat game elektronik seperti game komputer, handheld atau portable game dan playstation , diciptakan untuk menjadi teman bermain anak (dan juga orang dewasa) yang menyenangkan. Efek grafis, animasi dan suara mereka semakin hari semakin luar biasa, dan makin mendekati realitas.
Umumnya game pun sudah semakin interaktif, sehingga para pemain bisa saling berlaga di Internet. Lebih lagi, permainan ini, umumnya selalu memompa rasa penasaran dan kompetitif yang semuanya menggenjot adrenalin sang pemain.
Games yang cenderung popular juga sarat adegan kekerasan, seperti tembak-menembak, pemboman, perkelahian, dan lainnya. Efeknya jelas, orang bisa amat ketagihan, kurang bergerak fisik dan bahkan mungkin jadi agresif, dan kurang sensitif terhadap kekerasan.
Dan dunia ini sudah diwabahi fenomena kecanduan games . Termasuk Indonesia. Tanya saja pada anak-anak apa itu Ragnarok atau Counter Strike. Dengan merebaknya piranti lunak bajakan dan warnet di berbagai lokasi, mudah bagi anak-anak atau pun ayahnya jadi ketagihan. Perlu dicatat, fenomena ini biasanya lebih menimpa anak laki-laki atau pun pria dewasa.
Negosiasi. Ada beberapa dampak negatif yang sebernarnya bisa ditebak -- yang kemungkinan besar akan terjadi bila balita Anda ketagihan games . Pertama, ia akan pasif secara fisik dan kedua, social skill -nya pun menjadi kurang terbina. Biar bagaimana pun, anak-anak harus aktif bergerak dan berinteraksi dengan anak lain.
Sebenarnya, kunci masalah ini ada pada orang tua. Anda lah yang pertama kali membelikan mereka perangkat bermain ini, apakah itu konsol playstation atau pun komputer.
Karena itu, seharusnya Anda pulalah yang dari awal menetapkan aturan kapan anak bisa bermain, kapan harus berhenti, atau, kalau perlu, juga pilihan jenis game nya. Pendeknya, Andalah yang menentukan proses negosiasi dengan si buyung yang ingin terus bermain di kamar dengan peralatan tersayangnya itu.
Bila orang tua terlalu membebaskan anak bermain games elektronik , anak bisa enggan belajar, enggan bersosialisasi, memiliki ambang yang rendah dalam pengendalian diri, serta dikhawatirkan melakukan proses imitasi tokoh games tersebut.
Sebaliknya, pengaruh sehat terjadi bila orang tua tetap memantau dan konsisten dalam hal waktu bermain. Anak jadi lebih mahir berkonsentrasi, mengasah daya ingat, dapat melakukan satu hal dengan penuh perhatian dan juga tahu kemajuan teknologi.